-->

Arsip Cerita Online


Monday, December 21, 2015

Cerita harian Saat Gadget Menguasai Kehidupan Anda

Gadget Menguasai Kehidupan Anda menurut saya memang sudah realita sekarang ini, semoga dengan ulasan ini menjadi perhatian dan mengerti buruknya gadget ketika sudah berlebihan dalam penggunaannya sehari-hari.

Terkadang lupa kemana-kemana gadget tangan, sepertinya Gadget Menguasai Kehidupan Anda, ulasan ini bisa jadi evaluasi, bisa juga sebagai pengingat, dan lebih bijak lagi menggunakan gadget, berikut ulasannnya

Berikut meneruskan share, semoga bermanfaat

Saat Gadget Menguasai Kehidupan Anda

1. Dulu, kebersamaan begitu indah.
Suami istri bisa saling menatap wajah.
Tapi sekarang semua berubah karena gadget.

Saat menatap wajah, ternyata pasangan anda menatap gadget.

2. Saat makan bersama, dulu bisa saling bercakap cakap. Kini, semua berubah....
Tangan kanan pegang sendok, tangan kiri pegang gagdet.

3. Saat bersama di ruang tamu. Dulu, saling bertanya kabar antar anggota keluarga.

Sekarang... Anak main game di tablet, ayah sibuk melayani klien di BBM, dan ibu sedang asyik bersosialita di facebook.

4. Saat berada di dalam masjid, dulu bisa khusuk mendengar pengajian.

Tak ada yang dirisaukan. Sekarang...
Duduk bersila di depan ustadz
Wajah menunduk....

Mata serius menatap gagdet dan tangan sibuk mengetik keypad..

5. Saat berada di dalam kamar, harusnya bisa asyik becanda dengan pasangan. Tapi sekarang...

yang satu menghadap tembok dengan tangan meraba screen gagdet, yang satu lagi juga melakukan hal yg sama.

6. Saat silaturahmi ke rumah saudara, dulu bisa becanda ketawa ketiwi.
Sekarang...

Meski perjalanan jauh sudah ditempuh, sampai lokasi juga dihabiskan waktu untuk sibuk dengan gagdet sendiri.

7. Bertamu di rumah orang, dulu disambut dengan wajah ceria dan bahagia.

Ramah bisa ngobrol banyak hal.
Sekarang... Bertamu di rumah orang, disambi dengan membalas sms, menerima telepon dan whatsapan, sembari sekedar menjawab obrolan kita dengan ...

“oh gt ya. iya. Oh bener itu. Owh.” Garing.....

8. Sehabis shalat, dulu bisa tenang dan khusuk berzikir. Hati bisa connect ke Allah Azza wajalla langsung.

Kini... Setelah salam langsung merogoh saku, gagdet pun dikeluarkan.

9. Dulu, saat pasangan curhat soal hatinya, ' dan pikiran siap mendengarkan. Sekarang...

Saat pasangan curhat, konsentrasi pada gadget, sedangkan telinga pura pura mendengar.

10. Saat anak mengeluh sesuatu, dulu kita jongkok memosisikan wajah kita tepat di wajahnya.
Anak merasa disayang dan diperhatikan.
Sekarang...

“Aduuhh Nak... ibu sedang sibuk.

Silahkan tambahkan no 11nya.

Jangan sampai gadget ini menimbulkan perkara perkara baru grin emotikon

Cerita Religi Harta yang sesungguhnya

Dapat dari time line facebook, meneruskan ada sebuah cerita yang cukup mengingatkan kita semua mari baik sangka kepada Allah, karena kita hanya tahu yg kita inginkan, sementara Allah-lah yg lebih tahu apa yg kita butuhkan.

Berikut ulasan kutipan ceritanya, yang saya beri judul Cerita Religi Harta yang sesungguhnya

Sebelum pulang kantor, sang suami telp istrinya, "Sayang, alhamdulillah, bonus akhir tahun dari perusahaan sudah turun, Rp. 150 juta." Dibalik telp, sang istri tentu saja mengungkapkan rasa syukurnya, "Alhamdulillah, semoga barokah ya mas". Sejak beberapa bulan yg lalu mereka sudah merencanakan beli mobil sederhana untuk keluarga kecilnya. Dan uang yg turun mereka rasa cukup pas sesuai budget.
.
Namun dalam perjalanan pulang, dia ditelp oleh ibunya di kampung, "Nak, kamu ada tabungan? Tadi ada orang datang ke rumah. Ternyata almarhum ayahmu punya hutang ke dia cukup besar, Rp. 50 juta." Tanpa pikir panjang, ia pun bilang ke ibunya, "Iya, Bu, insyaAllah ada." Dalam perjalanan pulang ia pun sambil berpikir, "Nggak apa-apa lah, masih cukup untuk beli mobil yg 100 jutaan. Mungkin ini lebih baik."
.
Ia pun melanjutkan perjalanan. Belum tiba di rumah, HP-nya kembali berdering. Seorang sahabat karibnya semasa SMA tiba-tiba menghubunginya sambil menangis. Sahabatnya itu sambil terbata mengabarkan bahwa anaknya harus segera operasi minggu ini. Banyak biaya yg tidak bisa dicover oleh asuransi kesehatan dari pemerintah. Tagihan dari rumah sakit Rp. 80 juta.
.
Ia pun berpikir sejenak. Uang bonusnya tinggal 100 juta. Jika ini diberikan kepada sahabatnya, maka tahun ini ia gagal membeli mobil impiannya. Tapi nuraninya mengetuk, "Berikan padanya. Mungkin kamu memang jalan Allah untuk menolong sahabatmu itu. Mungkin ini memang rezekinya yang datang melalui perantara dirimu." Ia pun menuruti panggilan nuraninya.
.
Setibanya di rumah, ia menemui istrinya dg wajah yg lesu. Sang istri bertanya, "Kenapa, mas? Ada masalah? Nggak seperti biasanya pulang kantor murung gini?" Sang suami mengambil napas panjang, "Tadi ibu di kampung telp, butuh 50 juta untuk bayar utang almarhum bapak. Nggak lama, sahabat abang juga telp, butuh 80 juta untuk operasi anaknya. Uang kita tinggal 20 juta. Maaf ya, tahun ini kita nggak jadi beli mobil dulu."
.
Sang istri pun tersenyum, "Aduh, mas, kirain ada masalah apaan. Mas, uang kita yg sebenarnya bukan yg 20 juta itu, tapi yg 130 juta. Uang yg kita infakkan kepada orang tua kita, kepada sahabat kita, itulah harta kita yg sesungguhnya. Yg akan kita bawa menghadap Allah, yg tidak mungkin bisa hilang jika kita ikhlas. Sedangkan yg 20 juta di rekening itu, masih belum jelas, benaran harta kita atau akan menjadi milik orang lain."
.
Sang istri pun memegang tangan suaminya, "Mas, insyaAllah ini yg terbaik. Bisa jadi jika kita beli mobil saat ini, jsutru menjadi keburukan bagi kita. Bisa jadi musibah besar justru datang ketika mobil itu hadir saat ini. Maka mari baik sangka kepada Allah, karena kita hanya tahu yg kita inginkan, sementara Allah-lah yg lebih tahu apa yg kita butuhkan."

sumber : Ahmad Rifai R.
 
Atas